Tumenggung Cokronegoro yang dikenal juga Suryo Ningrat di Kraton mataram punya dua anak laki-laki bernama Udo Menggolo dan Noyo Dipo yang mempunyai hak tahta katumenggungan tetapi keduanya tidak mau menggantikan tahta katumenggungan bahkan ia memilih lari dan mengembara ke arah barat melewati daerah Samigaluh, tepatnya Purworejo sebelah timur dengan di kawal dua orang pelayan, sampai pada suatu ketika karena lelah beristirahat mendirikan gubuk, berhari-hari di tengah hutan tetapi dekat dengan sungai. Suatu ketika bekal utamanya yaitu garam habis. Kemudian sang kakak, Udo Menggolo mengajak kedua pelayannya menuju pinggir sungai dan menancapkan senjata pusakanya yang bernama Encis ( keris kecil ) ke tanah pinggir sungai, setelah dicabut bekas tusukannya mengeluarkan mata air asin untuk dijadikan keperluan masak dan sejak itulah daerah sumber mata air asin dan sekitarnya diberi nama Banyuasin oleh Tumenggung Udo Menggolo, makin lama sumber tersebut membesar sehingga dikawatirkan menjadi telaga asin, oleh karena itu Udo Menggolo mengutus kedua pelayannya masuk hutan untuk mencari kerbau liar yang kulitnya belang, setelah berhasil mendapatkan, kerbau tersebut di sembelih kemudian kepalanya digunakan untuk menutup mata iar asijn tersebut. Akan tetapi karena tekanan air terlalu kuat serta tutup yang kuat sehingga jebol di sebuah bukit sebelah selatan mata air aslinya. Sehingga membentuk lubang dengan garis tengah 3 meter yang sampai sekarang masih ada dan airnya masih asin. Sejak itulah sungai yang dekat dengan air asin asli disebut Sungai Jebol. Tempat bermukimnya Udo Menggolo dan adiknya diberi nama Sanggrahan (sekarang menjadi lokasi kecamatan Loano).
Akhirnya Udo Menggolo kawin dengan gadis desa dari Onggopaten bernama Sombro dan mendirikan sebuah desa kecil diberi nama Banyuasin dan Udo Menggolo diangkat menjadi sesepuh. Dari pernikahan Udo Menggolo dan Nyai Sombro menurunkan 3 putra :
Ibrahim menjadi Lurah pertama Banyuasin, selanjutnya putra pertama bernama Hasim menjadi Lurah kedua. Pada pemerintahan Lurah Hasim perkembangan Desa Banyuasin semakin ramai dan ia merasa kerepotan. Sehingga diputuskan untuk di bagi menjadi 2 desa berdasarkan keputusan musyawarah desa dengan batas Sungai Jebol. Sebelah selatan sungai dipimpin Lurah Hasim dengan nama Banyuasin Separo dan sebelah utara diberi nama Banyuasin Kembarane, yang sekarang menjadi Banyuasin Separe dan Banyuasin Kembaran.
Walaupun nenek moyang Udo Menggolo tinggal di Sanggrahan yang termasuk wilayah Kembaran tetapi dimakamkan di makam Bonang yang terletak di Banyuasin Separe, maka sampai sekarang Udo Menggolo diakui oleh masyarakat Banyuasin Separe sebagai pendiri Banyuasin Separe.
Urutan Kepala Desa Banyuasin Separe :